Friday, April 22, 2011

Serangan Fajar

Pagi itu, sama seperti pagi - pagi yang lain.
Tak begitu cerah namun juga tak hujan.
Tiba - tiba serangan itu datang. Meluluhlantahkan Sang Superman.
Superman tak siap, Superman tak menyangka, sama sekali tak menyangka, jika serangan itu datang.
Ia belum berseragam, belum pula membawa senjatanya, tak sedang memakai pelindung bajanya.
Ah, Superman pikir dia akan tetap baik - baik saja. Toh, ia sudah meminum ramuan sang tabib (Zaman apa ini, masih memanggil tabib, pantas jika Superman tak berdaya).
Superman juga mengira semua akan baik - baik saja karena dia tak pernah tak makan.

Ah, tapi pagi itu menyisakan kenyataan pada Sang Superman bahwa dia harus dibawa ke Rumah Sakit, tanpa perlawanan, sama sekali tak ada perlawanan. Dia sudah tidak sanggup mengingkari bahwa ia tak lagi kuat, tak lagi sehat, tak lagi mampu menahan serangan fajar!

Toh, ia juga tak menamai dirinya Superman. Yang menamai orang - orang di sekitarnya. "Ah, masa begitu saja kau tak sanggup, kau kan Superman!"
Ada lagi yang berkata, "Ah, kau tak mungkin sakit, tak pernah aku lihat kau sakit, lagian mukamu itu tak cocok kalau sakit."
Superman tertawa.

Tapi tak semua teman Superman bangga. Beberapa dari mereka tahu, si Superman bukanlah super man! Manusia biasa!
"Take enough rest! And make it as your new year's resolution!"
"Jangan cape - cape donk, kesian badannya"

Untung Superman mau mendengarkan mereka - mereka yang tahu batasan.
Yah, tapi bukan Superman namanya kalau tergolek di tempat tidur pun tetap mencari cari sesuatu untuk dikerjakan.

Ah, Superman harus bayar harga. Jika sehari ada 24 jam, 4 jam digunakannya untuk tidur dan sisanya menjadi Superman di mana - mana. Katanya tak eksis jika tak masuk kerja. Tak profesional jika tak turun tangan langsung. Tak menghargai orang jika tak memenuhi undangan. Ah, dasar gila, pantas saja tak kuasa menghadapi serangan fajar. Tiap minggu berganti komunitas memenuhi undangan sana sini.

Akhirnya juga banyak yang bersuara, saat Superman tumbang hari itu. "Ah, kau terlalu mobile sih"
"Kau sibuk banget sih ya, nggak ada waktu istirahat."

Superman sekarang sedang berpikir, bagaimana nanti ia jalan. Pasti harus pelan - pelan. Ah, Superman deg - deg an memikirkannya. Harus berjalan bak putri anggun di catwalk! Pelaaaaan pelaaaan...
Habiskan waktu saja.
Untung DIA baik, tak ditambahnya waktu dalam sehari. Masih 24 jam. Kalau DIA menuruti sang Superman, pasti jadi 36 jam mungkin sehari!

Ya, sekarang Superman geram. Tak tahan harus tergolek lemas di tempat tidur. Waktu yang diberikannyapun lama, sangaaaaat lama.
Kata pujangga, sehari bagaikan setahun, itu berlaku bagi si Superman.

Tapi bagaimanapun, ia sudah berjanji. Berjanji tak mau menjadi Superman gadungan lagi. Jadi, kalaupun ia masih menyandang dan memakai nama Superman, dia benar - benar mau tahan uji.
So let's see how good you are at following instructions, Superman!

Dan Superman tak kuasa membantah, ia hanya bergumam,"I will! No other choices! Tak akan aku menghilangkan masa depanku sendiri."

Ya, dia masih seorang manusia biasa yang juga menginginkan sebuah kebahagiaan.

Sekarang, Superman terpaksa istirahat, sembari berpikir dan berharap.

"Take time to dream-
It is what the future is made of.
Take time to pray-
It is the greatest power on earth."

Ya, hanya itu!
 
Linggayani Soentoro
February 10, 2011

No comments:

Post a Comment