Friday, April 22, 2011

Sebuah Perspektif Lain dari Sebuah Pengkhianatan dan Perebutan

Apakah kau tahu? Mungkin dia tidak bermaksud merebutnya darimu. Mungkin dia tak bermaksud mengambil apa yang seharusnya kau miliki. Namun, dia baru saja mendapatkan cintanya. Cinta yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Karena dia belum pernah dikelilingi orang yang mencintainya sepenuh hati. Dia belum pernah merasakan perhatian kecil. Ya, walaupun itu hanya perhatian kecil yang mungkin kau tak akan mampu menyebutnya sebagai sebuah perhatian. Atau mungkin, kau akan berkata, "Ah, jangan terlalu besar hati, dia tak memperhatikanmu. Memang orangnya begitu."

Ya, itulah, manusia - manusia lain pasti akan berpikir dangkal, bahwa dia merebutnya. Atau bisa jadi, yang terebut, memang menginginkan untuk lepas darimu. Wah, kalau begini, siapa yang salah dan benar?
Tidak ada yang tahu, sebelum semuanya jelas. Dia pun juga harus tahu, bahwa apa yang dia alami itu tetap realita, bukan mimpi. Tapi, siapa yang tahu, jika dia hanya bisa merajut mimpi, bukan "reality". Siapa yang tahu, apa yang ditawarkan hanyalah omong kosong belaka, yang hanya berujung fantasi liar! Liar sama dengan WILD dan liar sama dengan PEMBOHONG. Kawan, fantasi saja tidak nyata, apalagi fantasi bohongan!

Ah, apakah kau juga tahu? Mungkin ia tidak sanggup melihatmu yang selalu memberikan segenap kebenaran dan ketulusan. Yang sanggup membuatnya berkata "lebih baik ku pergi saja, daripada ku menyakitinya. Dia terlalu baik bagiku."

Lalu itukah yang kau sebut pengkhianatan? Itukah yang kau sebut merebut? Tidak!

Karena BELIAU tidak sanggup melihatmu sakit, tidak sanggup melihatmu sedih, tidak mampu membuatmu bahagia, tidak tahan akan ketulusan cintamu padanya. Semuanya terlalu indah bagi Beliau! Beliaulah yang memilih pergi. Beliaulah yang memilih merajut mimpi. Beliaulah yang tak sanggup melihat kenyataan hidup. Beliaulah yang hanya sibuk dengan kepalanya sendiri.

Untung kau tak gila! Hahaha! Untung kau tak mati bunuh diri! Karena hidupmu nyata. Dan beliau hanya sanggup merajut mimpi! Hanya mimpi!

Jadi, sekarang kawan, kau buktikan saja,.. Berkhianatlah pada mimpi. Rebutlah "reality". Gapailah sesuatu yang nyata. Wujudkanlah!

Kawan, terima kasih atas perspektif lain yang kau berikan tentang PENGKHIANATAN dan PEREBUTAN!!

Dengan segenap cinta,

~Linggayani Soentoro~
July 3, 2010

No comments:

Post a Comment