Friday, April 22, 2011

Cukup itu Berapa?

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup". Si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubuk mungilnya untuk disimpan disana. Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup. Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adlh kata "cukup". Kapankah kita bisa berkt cukup? Hampir semua pegawai mrasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir slalu mrasa pendapatan perusahaannya msh dibawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap org tuanya kurang murah hati. Smua merasa kurang & kurang. Kapankah kita bs berkt cukup? Cukup bukanlah soal brp jumlahnya. Cukup adlh persoalan kepuasan hati. Cukup hny bs diucapkan oleh org yg bisa mensyukuri. Tak perlu takut berkata cukup. Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha & berkarya. "Cukup" jgn diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandek & berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yg tlah kita trima, bukan apa yg blm kita dapatkan. Jgn biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dgn apa yg ada pd diri kita hr ini, maka kita akan menjd manusia yg bahagia.
 
taken from a message from a friend (quoted)

No comments:

Post a Comment