Ku termenung malam ini,
Ya, di sini lagi.
Ku berdiam memandangi jam dinding yang bergerak.
Bergeraknya pun maju. Tak mundur.
Saya tahu, kenyataan itu sudah tidak ada lagi.
Tidak bisa dibilang itu sebuah kenyataan.
Itu hanya bagian dari masa lalu.
Lalu, bagaimana dengan kenyataan masa kini?
Ya, itu yang sedang kujalani.
Ah, ku baru saja menghapus pesan - pesan di inbox Facebook ini.
Pesan - pesan lama yang sudah tak berarti.
Sekalipun untaian kata - katanya berarti,
tapi sudah tak ada gunanya lagi sekarang.
Haha, ku tertawa...
Ya ya, menertawakan diriku sendiri.
Betapa bodoh dan hinanya aku ini.
Mempercayai untaian kata - kata palsu itu.
Padahal aku sudah berjanji, untuk selalu memakai logika daripada dipermainkan oleh hati.
Ya... ya... Aku bergumam.
Mungkin benar, aku kan tetap hidup dengan hati.
Ku akan tetap mendengarkan "Pengertian Pertama" yang keluar dari relung ini.
Mengikhlaskan segalanya, menyerahkan apa yang bukan seharusnya menjadi milikku.
Memberikan kesempatan bagi segala sesuatu yang lain untuk masuk dalam hidupku.
Untuk dijadikan pelajaran berharga lagi di kemudian hari.
Aku tidak takut, jika ku harus merasakan sakitnya lagi.
Aku tidak gentar, menghadapi semuanya.
Kemarin pun bisa kulewati, kenapa hari ini tidak?
Apalagi besok..
Memang tak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok hari.
Namun, ku percaya
Ku masih memiliki iman yang sama, dan semakin kuat dari hari ke hari.
Ku masih memiliki sebuah hati yang pantas untuk dihargai.
Ku masih memiliki harapan yang didasari oleh kebaikan dan ketulusan.
Ya ya... Mungkin memang ku tak memiliki uang berlebih.
Ku tak memiliki otak yang terlalu cemerlang.
Tapi semua yang ada sekarang, kusyukuri.
Siapa tahu bisa memperindah keadaan esok hari.
Ya, hidupku hanya sekali.
Hampir saja kuhentikan hanya karena cinta yang basi.
Hahaha... tapi sudahlah, semua sudah berlalu.
Ku hanya bisa memaafkan segala yang telah terjadi, sekalipun melukai hati.
Aku kaya.
Kaya akan teman, yang selalu ada di sampingku.
Yang mendukung dan mendorongku untuk maju.
Yang selalu mendoakan satu sama lain.
Yang selalu peduli dengan keadaanku, di kala senang maupun sakit.
Aku juga kaya.
Kaya akan orang - orang baik di sekitarku.
Yang selalu menolong tanpa pamrih.
Menyayangiku tanpa batas.
Memberikan waktu dan kesempatan untuk melewati segalanya.
Aku masih kaya.
Kaya akan orang - orang di sekelilingku.
Yang selalu memberikan inspirasi dan kekuatan bagi jiwaku.
Yang selalu membagikan ilmunya tanpa khawatir.
Akupun tetap kaya.
Kaya akan berkat dari-Nya
Sekalipun aku pernah melupakanNya.
Haha... Apa kata-Mu, Kawan!
Melihat manusia yang tinggi hati seperti ini!
Olala... Saat ku membutuhkanmu, ku tersungkur dan mengiba - iba!
Saat kesenangan menghampiri, ku seolah lupa!
Maafkan saya!
Ya ya... ingin segera ku akhiri tulisan ini.
Ku ingin bergerak maju. Seperti halnya jam dinding itu.
Ditulis bagi Sahabatku! Maaf ku pernah melupakan-Mu dan hampir meninggalkan-Mu!
Ditulis pula bagi teman - teman dan orang - orang di sekitarku, atas segala cinta dan doa mereka.
Ditulis pula bagi semua orang yang ingin bergerak MAJU!
Linggayani Soentoro
12 September 2010
Ya, di sini lagi.
Ku berdiam memandangi jam dinding yang bergerak.
Bergeraknya pun maju. Tak mundur.
Saya tahu, kenyataan itu sudah tidak ada lagi.
Tidak bisa dibilang itu sebuah kenyataan.
Itu hanya bagian dari masa lalu.
Lalu, bagaimana dengan kenyataan masa kini?
Ya, itu yang sedang kujalani.
Ah, ku baru saja menghapus pesan - pesan di inbox Facebook ini.
Pesan - pesan lama yang sudah tak berarti.
Sekalipun untaian kata - katanya berarti,
tapi sudah tak ada gunanya lagi sekarang.
Haha, ku tertawa...
Ya ya, menertawakan diriku sendiri.
Betapa bodoh dan hinanya aku ini.
Mempercayai untaian kata - kata palsu itu.
Padahal aku sudah berjanji, untuk selalu memakai logika daripada dipermainkan oleh hati.
Ah, tapi dasar tak berpengalaman,
Itulah jadinya!
Bukan - bukan...
Itu bukan karena kau tak berpengalaman.
Itu karena kau terlalu ikhlas.
Terlalu total memberikan seluruh hati dan jiwa!
Wah wah..
Masa begitu?
Terus kalau nggak total gimana donk?
Setengah - setengah?
Atau mungkin memang kau sedang merugi,
bertemu orang yang seharusnya tak perlu kau temui dalam hidupmu!
Ah, apa pula itu!
Kata - katamu itu sungguh tak masuk akal!
Memang harus kita bertemu dengan orang - orang macam itu.
Supaya kita tahu dan mengerti pelajaran hidup.
Kata guruku, pelajaran itu tak selalu menjadi pelajaran favoritmu.
Tapi, kau membutuhkannya.
Ya, seperti yang kau katakan, mungkin aku tak menyukai pelajaran hidup kali ini
Tapi aku membutuhkannya dalam hidup.
Aha...! Aku tahu sekarang!
Benar! Tempaan itu membentuk kita menjadi lebih indah.
Tempaan itu pula yang menajamkan kita untuk berkarya lebih bagi orang - orang di sekitar kita.
Karya yang tentu saja berguna bagi mereka.
Ya... ya... Aku bergumam.
Mungkin benar, aku kan tetap hidup dengan hati.
Ku akan tetap mendengarkan "Pengertian Pertama" yang keluar dari relung ini.
Mengikhlaskan segalanya, menyerahkan apa yang bukan seharusnya menjadi milikku.
Memberikan kesempatan bagi segala sesuatu yang lain untuk masuk dalam hidupku.
Untuk dijadikan pelajaran berharga lagi di kemudian hari.
Aku tidak takut, jika ku harus merasakan sakitnya lagi.
Aku tidak gentar, menghadapi semuanya.
Kemarin pun bisa kulewati, kenapa hari ini tidak?
Apalagi besok..
Memang tak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok hari.
Namun, ku percaya
Ku masih memiliki iman yang sama, dan semakin kuat dari hari ke hari.
Ku masih memiliki sebuah hati yang pantas untuk dihargai.
Ku masih memiliki harapan yang didasari oleh kebaikan dan ketulusan.
Ya ya... Mungkin memang ku tak memiliki uang berlebih.
Ku tak memiliki otak yang terlalu cemerlang.
Tapi semua yang ada sekarang, kusyukuri.
Siapa tahu bisa memperindah keadaan esok hari.
Ya, hidupku hanya sekali.
Hampir saja kuhentikan hanya karena cinta yang basi.
Hahaha... tapi sudahlah, semua sudah berlalu.
Ku hanya bisa memaafkan segala yang telah terjadi, sekalipun melukai hati.
Aku kaya.
Kaya akan teman, yang selalu ada di sampingku.
Yang mendukung dan mendorongku untuk maju.
Yang selalu mendoakan satu sama lain.
Yang selalu peduli dengan keadaanku, di kala senang maupun sakit.
Aku juga kaya.
Kaya akan orang - orang baik di sekitarku.
Yang selalu menolong tanpa pamrih.
Menyayangiku tanpa batas.
Memberikan waktu dan kesempatan untuk melewati segalanya.
Aku masih kaya.
Kaya akan orang - orang di sekelilingku.
Yang selalu memberikan inspirasi dan kekuatan bagi jiwaku.
Yang selalu membagikan ilmunya tanpa khawatir.
Akupun tetap kaya.
Kaya akan berkat dari-Nya
Sekalipun aku pernah melupakanNya.
Haha... Apa kata-Mu, Kawan!
Melihat manusia yang tinggi hati seperti ini!
Olala... Saat ku membutuhkanmu, ku tersungkur dan mengiba - iba!
Saat kesenangan menghampiri, ku seolah lupa!
Maafkan saya!
Ya ya... ingin segera ku akhiri tulisan ini.
Ku ingin bergerak maju. Seperti halnya jam dinding itu.
Waktunya bergerak maju! It's TIME TO MOVE ON!
Ditulis bagi Sahabatku! Maaf ku pernah melupakan-Mu dan hampir meninggalkan-Mu!
Ditulis pula bagi teman - teman dan orang - orang di sekitarku, atas segala cinta dan doa mereka.
Ditulis pula bagi semua orang yang ingin bergerak MAJU!
Linggayani Soentoro
12 September 2010
No comments:
Post a Comment