Friday, April 22, 2011

International Oblate Youth Encounter and World Youth Day 2008, Melbourne - Sydney, Australia

Bagi saya, IOYE dan WYD 2008 itu seperti hadiah yang mengingatkan kembali akan iman yang terkadang pasang surut.
Mengapa saya sebut hadiah, karena bagi saya, kesempatan ini tidak datang pada semua orang dan ini cukup membuat saya merasa gembira, seperti anak yang mendapatkan kado di hari ulangtahun.
Kesan saya secara khusus pada kegiatan IOYE di Melbourne. Menurut saya, kegiatan tsb sangat terorganisir dengan baik dan memberi contoh pada saya, baik dari leadership/organisasi dan tanggung jawab. Panitia di sana patut diacungi jempol karena memang benar2 berusaha dan bekerja keras. IOYE bagi saya juga ajang untuk festival - festival budaya dan menambah teman dekat. Di situ kita belajar banyak sekali tentang budaya dari negara - negara lain (cross cultural understanding) dan masuk ke dalam dunia tentang bagaimana mengenal orang lain dengan berbagai latar belakang dan karakter. IOYE juga memberikan memori yang tak terlupakan bagaimana kebersamaan kita dengan teman2, baik dari Indonesia sendiri maupun dari negara - negara lain.

Rasa senasib sepenanggungan dari teman - teman Indonesiapun sangat terasa karena di sana kita saling menjaga dan memperhatikan (terutama saat sakit). Dramatisasi jalan salib juga membuat saya terharu, karena saya merasa perjalanan hidup saya tidaklah seberat apa yang dialami Yesus.
WYD 2008 sangat membantu saya dalam perkembangan iman, terutama saat katekese di host parish. Sesi ini sangat berguna bagi saya dan telah menjawab apa yang pernah saya tanyakan. Berbagai festival dan perjalanan juga menghiasi kehidupan saya, karena banyak hal yang terjadi saat itu dan memberikan pelajaran bagi saya, baik secara mental maupun spiritual. Secara mental, saya diuji untuk berusaha mengerti orang lain dan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi mereka (terutama teman2 1 grup). Secara spiritual, banyak hal yang saya lihat dan alami yang memberi kelegaan dan kedamaian hati, terutama saat melakukan perjalanan dengan berjalan kaki. Di situ beberapa teman memberi kesan bahwa perjalanan itulah yang menyadarkan bahwa itulah gambaran hidup. Perjalanan yang jauh dan melelahkan untuk sesuatu tujuan yang menyenangkan dan melegakan. Selain itu, saya juga memiliki kesan yang mendalam saat diskusi kelompok yang sarat dengan sharing pengalaman hidup secara pribadi maupun organisasi di gereja. Itu juga memberikan pelajaran bagi saya bagaimana kehidupan teman2 di luar Jawa yang harus survive dan menantang alam demi terwujudnya sebuah komunitas iman yang solid.

Kehidupan dalam kelompok juga sangat majemuk. Perjalanan sehari - hari dengan kelompok telah memberikan pelajaran yang baik bagi saya untuk lebih mengerti orang lain yang memiliki karakter yang berbeda - beda. Kedewasaan seseorang di sini tidaklah ditentukan oleh usia namun lebih pada penguasaan diri. Walaupun saya bukan seorang yang sempurna dalam kedewasaan, namun saya rasa melalui kegiatan ini, kedewasaan saya dan teman - teman pasti lebih terbentuk. Self awareness dan social awareness pun mulai tampak lebih jelas melalui kegiatan ini. Walaupun timbul gesekan - gesekan, namun jika saling mengerti, memahami dan berani berkata dan mengkomunikasikan segala sesuatu dengan baik, maka gesekan itu akan pudar.

Bagi saya, kesan yang sangat mengharukan adalah ketika harus berpisah dengan host families (baik dari Melb atau Syd), karena selama 1 minggu sudah diperlakukan dengan baik sekali dan kita berusaha berkomunikasi dengan mereka serta mulai timbul kedekatan dan rasa sayang satu sama lain. Di Melbourne, Fullers (our host family) benar2 membantu dan mengerti akan keadaan kami sebagai orang Indonesia (yang gemar makan nasi dan kehangatan). Mereka menyediakan nasi dan heater sehingga kami benar2 nyaman. Namun, kami belajar untuk hidup ala western dengan berusaha makan cereal dan roti. Di Sydney, Clements juga melakukan hal yang sama dengan memberikan perhatian dengan baik. Mereka pun merayakan ulang tahun saya dengan memberi kejutan chocolate mud cake dan vodka setelah pulang dari kota. Bagi saya itu sangat meriah karena itu pertama kali saya berulangtahun di negara lain. Perpisahan dengan mereka ditandai dengan foto bersama dan rasa haru. Di sana saya belajar banyak bagaimana hidup mereka dan hidup dengan mereka serta hidup di Australia pada umumnya.

Saya sangat berterimakasih sekali dan bersyukur untuk bisa mengikuti kegiatan ini. Terimakasih untuk memberikan saya segudang kenangan dan pengalaman yang tak kan saya lupakan. Semoga 3 tahun mendatang saya juga dapat mengikuti kegiatan serupa dengan segudang pengalaman berbeda yang pasti juga akan memperkaya dan menghiasi hidup saya.
Terima kasih untuk teman - teman dan Romo atas dukungan dan kepercayaanya.


Linggayani Soentoro
September 2008

Article on Sabitah Magazine, Trinitas Church, Cengkareng, West Jakarta
Title: Apa Kata Mereka yang Ikutan IOYE & WYD 2008?

No comments:

Post a Comment