Wednesday, June 29, 2011

Que Sera Sera

paling tidak, ku sudah lakukan yang terbaik.
Paling tidak, ku sudah meyakinkan dan memberanikan diriku.
Dan paling tidak, ku sudah mengambil kesempatan yang ada.
Serta, paling tidak, ku boleh menyerahkannya pada-Mu.

Biarlah yang menjadi kehendak-Mu yang terjadi.
Que Sera Sera
Thank you, Lord!

Friday, June 10, 2011

What is sex, Miss?

Pernah ada yang menanyakan padaku, What is sex, Miss?
It depends, jawabku.
Karena yang bertanya adalah muridku kelas 4 SD, ku jawab saja,
Sex can be divided into two, male and female. And which one are you?
Lalu dia pun menimpali,
No Miss, I think it's not that one.
When a man and woman..... Lalu ia menghentikan kalimatnya.

What? Continue your sentence, please?
Dan dia pun melarikan diri dari hadapanku.

Pada lain hari, pagi - pagi sekali,
Aku menghampirinya.
Aku tanyai dia sekali lagi, apa definisi sex itu.

Lalu dia menjawab, sambil celingukan, was was jika ada yang mendengarnya.
I ever saw it in the DVD, Miss. My parents have it.

So, how do you know if it is sex?

Emmmph, I think I asked my friends and my brother. They said like that.

So, what do you feel when you watched it? Do you still watch it?

I feel nervous, Miss.

Well, what do you think of it? Is it appropriate for you †o watch that?

I think no, Miss. But I just want †o know. Is that okay, Miss? 

Well, that's completely okay. It's related †o Science, anyway. I'm happy you wanna share it with me. You'll get sex education next year anyway. And you will learn about human reproduction in science class. You will know about sex more. 

Yah, untungnya saat itu adalah penghujung tahun, saat kenaikan kelas.

Aku ingin sekali memberinya pengertian.
Tentang ini dan itu. 
Supaya dia lebih mengerti dan memahami esensinya.

Tapi mengapa anak itu tak mau menanyakannya pada orang tuanya.
Dan dengan tidak bertanggung jawab, meletakkan DVD itu sembarangan...
Membuat sang anak penasaran!


Tak ada hal yang tabu, jika memang itu demi pengetahuan.

Mereka juga manusia, ingin berkembang dan maju.

Jadi tolonglah, buat semua itu jadi lebih humanis.



Wednesday, June 8, 2011

Aku Lelah, Tuhan!

Tuhan,
Hari ini aku merasa lelah.

Hari ini aku merasa kurang bersemangat.
Ingin kuceritakan segalanya pada seseorang,
tapi rasanya, akupun terlalu lelah untuk bercerita.
Ingin kubagikan kisah - kisahku pada seseorang,
namun, lagi - lagi tak ada waktu untuk melakukannya.

Namun sebelum aku meracau lebih panjang lagi,
aku melihat kegelisahan hati dan penderitaan orang lain
yang mungkin lebih berat dari pada hanya sekedar rasa lelah dan sakit.
Maafkan saya Tuhan,
mereka sedang merasakan kehilangan yang begitu mendalam.
Mereka bahkan sedang merasakan beratnya himpitan hidup.

Ingin rasanya kabur dari segalanya...
Tapi apakah itu bijaksana, Tuhan?
Mereka mencintai saya,
Menaruh harapan besar pada saya,
Memberi saya tanggung jawab yang cukup besar sebagai 'the only one'.

Tapi aku ingin bermanja, Tuhan. Bolehkah?
Ingin rasanya ada yang menghiburku saat aku tak cukup 'mood' untuk melakukan tugas dan tanggung jawabku.
Ya, sayapun tahu, kadang murid - murid dan para guru sangat menghibur saya.
Pekerjaan ini pun menghibur saya.

Aku tak tahu, Tuhan, apa yang sedang terjadi pada diriku!
Kembalikan semangatku,
kembalikan senyumanku

Berikanlah saya kebijaksanaan untuk menghadapi semua ini!
Berikanlah saya hati yang lebih untuk mengerti segala sesuatunya dengan lebih baik.
Maafkan saya, Tuhan,
jika saya masih sering mengecewakanMu!

Monday, June 6, 2011

Surat Cinta Untukku

November 2007
Hari ini kudapatkan surat cinta,

Dia menuliskan sesuatu hari ini,

Di sepucuk kertas kumal dituliskannya demikian:

You are beautiful, if you never angry.
You are so soft, if you never shout.
You are so pretty, if never cry.
You are my best teacher, Miss Linga!
I love you!
(Ku tulis apa adanya di sini, sama seperti yang ia tuliskan di atas kertas itu, tanpa perubahan dan penyesuaian tata bahasa dan ejaan yang benar)

Juni 2011

Sekarang dia telah bertumbuh,
Hampir kelas delapan tepatnya.
Saat itu dia masih kelas empat.
Teman - temannya pun tak memiliki hubungan yang baik dengannya.
Dia dikucilkan, tak disukai oleh teman - temannya.
Dia jorok, suka mengupil dan tidur di kelas.
Kadang juga bau.
Dia tak naik kelas dua kali.

2007 - 2008
Tapi suatu kali, ku ajak dia berbicara.
Dia pun berkata - kata banyak sekali.
Dia bercerita tentang keluarganya.
Dia bercerita bahwa dia tak suka sekolah.
Dia tak suka jika dia dipaksa.

Oh, itukah?
Itukah yang membuat dia menjadi seperti ini?
Guru - guru lain pun mengatakan bahwa dia jorok, menyebalkan, pembuat masalah, tak bisa diajak bekerja sama dan suka menggoda.
Ya, suka menggoda guru - guru wanita tepatnya.

Pernah dia mencoba memegang pantat salah seorang dari guru wanita di sekolah kami.
Guru itupun terkejut.
Kujelaskan padanya, bahwa itu tak pantas dan tak sopan.
Diapun mengangguk - angguk mengerti. Tapi entah apa yang ada di benaknya.

Pernah suatu kali,
aku marah besar dengan kelas itu.
Aku tak tahan lagi,
karena semua orang mencemoohnya,
aku pun menangis.
Aku berteriak saat aku melihatnya dicemooh.
Teriakanku mengejutkan kelas itu.
Namun, di luar perkiraanku,
dia menuliskan sepucuk surat itu.
Dia takut melihatku marah hari itu.

Terkadang dia memelukku dari belakang saat aku membereskan meja kerjaku.
Terkadang dia mengagetkanku, saat pulang sekolah sewaktu hujan.

Tapi dasar manusia,
kadang aku mengesampingkannya.
Dia pun pergi, meninggalkanku, mungkin dengan penuh kekecewaan.

"I'm so sorry for that !"

Di lain hari, kupuji hasil karya miliknya.
Project Social Studies tentang Mesir itu.
Ya, aku masih mengingatnya.
Cukup kotor, tak rapi, tulisannya pun acak - acakan.
Tapi cukup buatku,
Karena itu memang sudah mencakup inti dari pembelajaran mereka hari ini.

"Wow, great! This is GREAT! You can make it by yourself, Joxel!
I'm proud of you!
See, you can do it!"

Ku beri dia nilai 8.
Meskipun yang lain lebih rapi, lebih indah dengan hiasan di sana sini,
Aku menghargai usahanya,
Dia tidak tidur di kelasku.
Dia berusaha membuatnya.
Dia sudah melakukan yang terbaik.
Dan tulisannya pun tak sejelek biasanya.
Kutunjukkan padanya, nilai yang sudah kutulis di buku nilaiku.
"See this, Joxel! You can make it! 8 for your project!"
Dia pun tersenyum malu - malu.

6 Juni 2011

Hari ini aku mengingatnya lagi.
Aku ingin sekali kembali ke Jakarta.
Ke sekolah itu.
Di mana aku benar - benar belajar.
Di mana aku bertemu dengan sang pemuja kecilku.
Di mana aku bisa belajar, arti dari sebuah perhatian kecil.
Di mana aku bisa menghargai, arti penting dari sebuah kasih sayang.

Aku tak peduli
Apa kata orang, "Mana bisa kaya jika kau hanya menjadi guru?"

Kaya ku mungkin bukan kaya mu.
Aku merasa aku kaya, bisa bertemu dan mengajar anak - anak itu.
Aku kaya karena kau diperbolehkan menyayangi mereka tanpa batas.
Bahkan yang dikucilkan sekalipun.
Aku juga tak peduli, hitam atau putih kulit murid - muridku.
Aku juga tak peduli, jika mereka jorok dan bau.
Aku sayang mereka.
Aku tahu, mungkin uangku tak sebanyak uangmu.
Tapi pernahkah, kau mendapat surat cinta itu?

Joxel,
thank you for your love letter.
I still keep it!
Who knows, someday I lost my spirit to teach!
I will read it again and again,
so that it can strengthen me!


With Love,

Miss Lingga ;)

How Can It Be So Easy?

Seorang teman menyampaikan ceritanya, begini kira - kira:
Hanya dalam beberapa hari, langsung saja hati terpatri.
Hanya dalam hitungan jam, memutuskan memulai masa depan.
Hanya dengan jaminan: "malu kalau tak ada hasil untuk dibawa pulang"
How can it be so easy?
Apakah semudah itu memulai segala sesuatunya? Ataukah saya yang memang mempersulit ini semua?
Ah, tidak!
Yang benar saja!
Aku harus menikah dengan orang asing? Yang baru bertemu beberapa jam saja?
Apa dunia sudah gila?
Ataukah itu hanya ketakutanmu semata?
Takut jika dunia tiba - tiba binasa?
Lalu dengan sedikit menyakitkan, kukatakan:
Matilah, jika memang harus mati!
Hiduplah, jika memang harus hidup!
Tapi tak berangasan mencari pasangan karena ketakutan yang berlebihan..
(Lebay dan alay!!)
Takut jika teman - teman menggunjingkan..
Ah, perspektif macam apa itu?


Well, aku lebih bangga memiliki teman yang berani berkata, "I ∂σи'т give a damn! This is me! So what?"
dari pada, "Duh, apa nanti kata orang?"

Ya ya..
Belajar, kawan!
Belajar untuk berkata TIDAK, jika memang tidak.
Belajar untuk tidak peduli, jika memang tak pantas untuk dipedulikan.
Belajar untuk bersikap, dari pada menjadi pecundang!

Cinta? Akupun sedang jatuh cinta. Tapi aku tak akan melakukan hal yang sama dengan apa yang sudah kau lakukan!
Aku tak mau mengulang kesalahan serupa!
I'd better marry my best friend rather than marrying a stranger!!
So, I'd better spend my time, having a best friend than finding a stranger.
(And here, stranger means the one who is strange, wierd and disconnected...)

Mendingan, sekarang kita menyibukkan diri saat menunggu..
Being busy while waiting! Mungkin itu lebih baik, dari pada menganggurkan diri dan mencari - cari hal - hal yang tak perlu dan tak bermutu untuk dibawa dalam hidup.

Hidup ini indah, kawan!
So, move on!
"Life is too short for worrying too much for little things!"
So, I ∂σи'т give a damn, baby!!
Dan usia hanyalah kumpulan angka!


Semoga, terbukalah pikiran dan hatimu!